Anak Muda
Malam minggu,
malam minggu merupakan malam yang paling terkenal setelah malam jum'at kliwon. Malam minggu di anggap sakral, sebab banyak remaja di sekitar ku yang sibuk untuk pergi dengan pasanganya, sekedar keluar menghilangkan kepenatan, atau nongkrong dengan teman teman sebaya nya.
Bagi para kaum jomblo,
hanya bisa mainan hp di kosan bermain game online, dan berselancar di sosial media
Yang aneh di tahun ini fenomena malam minggu jadi ajang remaja untuk galau galauan dan bersedih, bahkan sampai di luap kan di sosial media. Cara mereka bermacam macam ada yang update status galau, ber swafoto dengan caption galau sampai live di sosmed karena merasa butuh hiburan.
Yang menjadi pertanyaan di kepalaku mengapa ketika seorang cowo mau mendekati cewe rata rata mereka sudah memiliki pasangan, tapi di lihat dalam sosial media marak sekali ntah itu laki - laki maupun perempuan mereka banyak yang menyatakan bahwa mereka di malam minggu sendiri, seolah mereka butuh pasangan dan dengan terang-terangan mengaku ke jombloan mereka itu seperti sebuah penderitaan, seolah jomblo merupakan suatu pukulan atau sebuah musibah.
Fenomena macam apa seperti ini? Kenapa hampir semua orang menganggap jomblo itu sebuah penderitaan, padahal masih banyak hal positif yang bisa di lakukan apa bila kita sendiri tanpa pasangan.
Memang pasangan di usia remaja ini merupakan hal yang lumrah, dan itu menghibur bisa juga sebagai pendorong kita untuk menjadi pemicu semangat dalam menjalani hari hari.
Tetapi fenomena yang terjadi di kalangan remaja saat ini remaja yang berpasangan hanya berstatus pacaran, menganggap hubungan itu suatu hal yang teramat sangat penting. Padahal masih banyak hal yang menarik lainya sekedar memikirkan tentang pasangan dan pasangan
Kadang aku sendiri merasa muak, melihat sosial media slalu membahas tentang pasangan,malam, minggu, dan status jomblo.
Padahal ada banyak hal positif yang bisa kita gali saat kita dalam keadaan sendiri, misalnya lebih mendalami hobi, berkarya dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki, dan mengerjakan hal lain yang positif yang bisa membantu kita untuk kehidupan yang lebih baik.
Setelah fenomena jomblo, di media sosial juga marak di usia yang masih remaja, usia dimana merupakan waktu yang produktif seharusnya di manfaat kan untuk mengerjakan hal hal yang positif, kini mereka ber asumsi bahwa menikah muda itu jalan yang terbaik. Padahal mereka masih di usia remaja. mereka beranggapan menikah merupakan suatu penyelesaian yang baik atau mungkin ajang suatu tren saja dengan memajang foto menikah di sosial media. Padahal seperti yang anda dan saya tahu, menikah bukan suatu hal yang sederhana.
Bahtra pernikahan selain suatu hal yang sakral juga merupakan suatu jalan baru yang perlu banyak pertimbangan, di mana seseorang yang bersal dari latar belakang yang berbeda, dua kepala dan dua keluarga di satukan untuk memutuskan hidup bersama selamanya.
Ketika pasangan muda di ajak berdialog tentang menikah muda mereka selalu membantal kan perintah agama, dengan alasan menghindari fitnah dan agama memerintahkan kita untuk segera menikah.
Menurutku itu suatu hal yang konyol. Memang agama memerintahkan kita untuk segera menikah jika kita sudah mampu lahir dan batin, ingat ya lahir dan batin.
Memang kalau di lihat berdasarkan lahiriah di usia remaja memang sudah siap tapi kembali lagi urusan batin, mental dan pola pikir mereka yang masih di usia remaja sangat belum siap. Apalagi dengan dalih menikah nanti rezeki bisa di cari bersama sama, nah ini lagi ungkapan yang kadang menurutku kurang rasional, bagaimana rezeki bisa di cari sedangkan sifat ke kanak kanakan saja masih belum hilang. Mengurus diri sendiri saja belum becus apa lagi mengarungi hubungan rumah tangga?
Maka dari itu dari tulisan ini saya punya harapan kita sebagai anak muda yang hidup di era milenial ini, mari berfikir lebih maju, mari lakukan kegiatan positif gali kemampuan kita Mari berkarya sesuai keahlian kita masing-masing.
Jangan melulu urusan cinta dan cinta, semua orang butuh cinta tapi kau harus paham porsinya.
Satu kutipan tentang cinta :
"Jika jatuh cinta itu buta,
Maka berdua kita akan tersesat"
Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar