Dikejar Lambat, Di buru pelan
"Fajar jangan tentang senja"
Apa kau pikir kau sudah paham benar, letak menarik nya senja?
Apa kau paham senja penutup kenikmatan hari ini?
Muda ku lupa bangun pagi, pulang terlalu larut
Bicara senja sebab ikut-ikut
Setelah itu kopi, apa kau paham bubuk hitam yang di tumbuk pak tani?
Hasil nya jadi penyemangat pagi
Dan kamu masih ngeyel bicara senja dan kopi?
Apa kau tidak paham Songsongan fajar?
Iya dia lebih binar, penyemangat Hari
Awal pagi ini.
Fajar pagi jodoh mu kopi, awal hari ini
Kamu terlalu cepat bicara senja nak, itu akhir penutup hari
ingat ya fajar adalah awal, dan senja itu akhir penutup hari
Iya nak senja itu mati
Dan kau masih terlalu dini
"Menunduk"
Generasi ibu menunduk, mereka hanya mengangguk
Buku-buku sebatas sampah di tumpuk
ilmu-ilmu sudah di kutuk
Dunia ada dalam genggaman anak mu bu,
Kata ibu, yang kau genggam merusak duniamu
Aku ingin keluar dari benda ini, sudah sekian lama kami di penjara
Tangan di ikat benda terkutuk,
Lupa kanan kiri, bahkan ibu sendiri
Ku telan mentah informasi
Kenyang dan muntah ujaran benci
Ah sialan benda ini
Anak anak mu terpuruk, dibuat menunduk
Di jejali teknologi, buatan generasi kami sendiri
Bom waktu ini meracuni keturunan mu sendiri
Buku-buku di rak perpustakaan saling berdialog
Mreka jadi pajangan benda goblog
Penciptanya tertawa bu
Karya mereka sia-sia
Pikiran mereka tidak ada guna
Pepatah buku jendela ilmu sudah harus di ganti bu
Sudah tidak ada guna lagi,
Generasi mu menunduk, mengangguk
Maafkan zaman, buku buku silahkan tidur dengan nyaman
Sebab kau tempatnya hanya di simpan.
Di kejar-kejar lambat !!
Aku menikahi waktu ke waktu,
Zaman kian kedepan
Perubahan makin kelihatan
Dekapan waktu makin membabi buta
Aku di tinggal zaman, sahabatku pergi
Aku sendirian
Tak masalah, tidak ada terlambat
meski berjalan cepat
Aku segera berangkat dengan ligat
Menikmati detik per detik semangat
Kadang kenyataan memang jahat
Tak masalah aku kuat
Penuh semangat Tahan di hujat !
Terimakasih
Para pekerja seni, istiqomah berimajinasi
Para pak tani, yang rela banting tulang tanpa upeti
Terimakasih para guru, jasamu abadi untuk anak didikmu
Terimakasih para penulis, sudah mendedikasikan isi kepalamu
Terimakasih, para pencipta terdahulu sudah menginspirasi
Terimakasih para peracik kopi, Pahitnya sering menemani
Terimakasih para peracik rokok, sudah jadi kebutuhan pokok
"Jika"
Jika kamu adalah mimpi, persetan pagi aku tak mau bangun lagi.
Tapi jika kamu harapan yang nyata, aku selalu terjaga sepanjang hari
Komentar
Posting Komentar